Video

Minggu, 27 April 2008

Brazil, Pesta Erotika Paling Akbar

SAO PAULO, SELASA - Inilah pekan raya erotik terbesar di Amerika Latin dan mungkin di seluruh dunia. Berlangsung selama sembilan hari dan berhasil mendatangkan ribuan pengunjung yang gemar menggumbar libido.

Pekan Raya Erotika yang berlangsung di Sao Paulo, Brazil ini setiap tahunnya makin besar sejak mulai diadakan tahun 1996, ujar seorang pria yang membawa beragam alat permainan seks dan pakaian dalam, beberapa gambar posisi ngeseks untuk dijual di tempat pameran di Hall utara Kota Sao Paulo.

“Sepuluh tahun lalu, para pelanggan wanita dari toko seks ini hanya lima persen jumlahnya. Sekarang sudah mencapai 70 hingga 80 persen,” ujar manajer promosi, Evaido Shiroma. “Para wanita Brazil sangat terbuka soal seks seperti yang ditunjukkan dalam beragam media, termasuk dalam opera sabun yang kebanyakan menggambarkan sensualitas,” jelasnya. Dia menegaskan bahwa apa yang dipajang dan kelihatan erotik itu bukan pornografi sambil menegaskan bahwa apa yang tampil di pameran secara visual pada dasarnya eksklusif.

Mendukung apa yang diungkapkannya, Evaido menunjukkan salah satu stan yang menjual gel parfum yang populer karena didesain untuk meningkatkan gairah dalam berhubungan seks dan telah dibeli oleh sepasang kekasih seharga 10 reais (tujuh dolar Amerika). Selain itu masih ada barang lain yang juga menarik. Ada g-string berkulit leopard, pakaian perawat yang didesain untuk bercinta, dan masih banyak lain lagi.

Beberapa suvenir yang juga menarik minat antara lain; macam-macam dildo, borgol berbulu, permainan orang dewasa, alat vital buatan dari plastik, anus buatan dan semacamnya yang diimpor dari China dan beberapa dari Amerika Serikat.

“Barang dari China sebenarnya tidak begitu bagus, tetapi lebih murah. Karena itu laris,” jelas seorang wanita penjual di salah satu stan, Giselle Martens. Yang datang di pekan raya ini kebanyakan pasangan muda yang kelihatan mencari pernak-pernik tempat tidur yang bisa mereka pakai untuk senang-senang.

“Ini sangat normal. Tidak ada kata tabu di sini, seperti kalau kita pergi ke supermarket,” ungkap Wagner Souza, seorang salesman usia 30 tahun yang datang ke pekan raya ini bersama anak gadisnya yang berusia 18 tahun. “Kami datang ke sini untuk memenuhi fantasi kami. Karena itu setiap orang sebaiknya ke sini,” ujarnya, sambil tertawa dan menolak untuk menunjukkan apa yang ada di daftar belanjaannya. Shiroma menjelaskan bahwa di Brazil, seorang wanita sering berinisiatif untuk memanaskan kehidupan seks dengan pasangannya sebegitu rupa karena tidak ingin pasangannya disabet oleh perempuan lain. “Dia memfokuskan diri pada hubungannya dengan suami untuk meyakinkan bahwa si suami tidak kabur,” ujarnya. Dia menambahkan bahwa para wanita ini juga merupakan anggota paling rajin dari beragam tarian telanjang — dan kadang-kadang live sex shows — di pekan raya. Saat itu, sekilas tampak para wanita yang bisa dihitung dengan jari berbikini sedang menuju panggung siap-siap menunjukkan tarian erotisnya.

Salah satu penampil, seorang bintang porno yang terkenal di Brazil bernama Morgana Black, mengatakan, usai pertunjukan, dia sering didekati oleh para wanita yang ingin tahu bagaimana caranya bisa bergabung bekerja bersama dia. “Para gadis ini bicara padaku karena mereka suka yang kulakukan, tarian Polandia, dan mereka suka dengan efek atas tarian itu,” ujar gadis usia 29 tahun ini sambil melepas bajunya.

Dia menambahkan bahwa karirnya sendiri menanjak sebagai aktris dan tidak sesingkat yang orang kira. Dia pernah bermain dalam sebuah film pendek dan beberapa episode sinematografi di televisi.

Black mengakui bahwa jalur karir dari film porno ke akting konvensional justru lebih sulit daripada ke jalur lain. Dia kemudian bercerita tentang seorang aktris opera sabun Brazil, seorang striper atau penari telanjang yang selalu memukau setiap kali manggung dan seserrang lain lagi yang berputar haluan karirnya menjadi pembuat film porno.

“Sekarang, saya juga bekerja di bidang lain yang menarik. Saya juga seorang produser film porno sekaligus aktris dan sedang membuat sebuah buku, biografi karir saya dan yang jelas saya mempunyai pakaian dalam (jadi bintang iklan lingerie),” ujarnya sambil menunjuk sebuah poster bergambar dirinya menggunakan g-string yang tipis sekali.

Menurut catatan Brazilian Industry Association, pasar erotik Brazil berkembang begitu cepat, mencapai 800 million reais ( atau sekitar 480 juta dolar) keuntungan. Ini merupakan jumlah yang fantastis dari negara berpenduduk 190 juta orang ini. Jadi, kata Shiroma, hanya dalam 30 tahun, di Brazil, pasar seperti ini hanya dalam 30 tahun berkembang sangat cepat, sekitar 15 persen per tahun.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda